A. Pengertian Manusia
Manusia adalah makhluk
ciptaan ALLAH swt yang paling sempurna dibandingkan dengan makhluk lainnya,
karena manusia mempunyai akal dan pikiran untuk berfikir secara logis dan
dinamis, dan bisa membatasi diri dengan perbuatan yang tidak dilakukan, dan
kita pun bisa memilih perbuatan mana yang baik (positif) atau buruk (negatif)
buat diri kita sendiri. Selain itu dapat diartikan manusia secara umum adalah
manusia sebagai makhluk pribadi dan makhluk sosial. Karena bukan hanya diri sendiri saja tetapi manusia perlu bantuan dari
orang lain. Maka sebab itu manusia adalah makhluk pribadi sekaligus makhluk
sosial.
Pengertian manusia dapat dilihat dari berbagai segi. Secara bahasa manusia
berasal dari kata “manu” (Sansekerta), “mens” (Latin), yang berarti berpikir, berakal budi atau makhluk
yang mampu menguasai makhluk lain. Secara istilah manusia dapat diartikan
sebuah konsep atau sebuah fakta, sebuah gagasan atau realitas, sebuah kelompok
(genus) atau seorang individu.
Secara biologi, manusia diartikan sebagai sebuah spesie primata dari golongan mamalia yang dilengkapi otak berkemampuan tinggi.
B. Pengertian Keindahan
Keindahan, sering
diutarakan kepada situasi tertentu, arti kata keindahan yaitu berasal dari kata
indah, artinya bagus, permai, cantik, elok, molek dan sebagainya.
Keindahan identik dengan kebenaran. Keindahan identik dengan kebenaran, sesuatu
yang indah itu selalu mengandung kebenaran. Walaupun kelihatanya indah tapi
tidak mengandung kebenaran maka hal itu pada prinsipnya tidak indah. Keindahan atau keelokan merupakan sifat
dan ciri dari orang, hewan, tempat, objek, atau gagasan yang memberikan
pengalaman persepsi kesenangan, bermakna, atau kepuasan. Dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia, keindahan diartikan sebagai keadaan yang enak dipandang,
cantik, bagus benar atau elok. Keindahan dipelajari sebagai bagian dari
estetika, sosiologi, psikologi sosial, dan budaya. Sebuah “kecantikan yang
ideal” adalah sebuah entitas yang dikagumi, atau memiliki fitur yang dikaitkan
dengan keindahan dalam suatu budaya tertentu, untuk kesempurnaannya.
Keindahan juga bersifat universal, artinya tidak terikat oleh selera
perorangan, waktu dan tempat, selera mode, kedaerahan atau lokal. Agak sulit
menyatakan keindahan itu. Keindahan itu suatu konsep abstrak yang tidak dapat
dinikmati karena tidak jelas. Keindahan itu baru jelas jika telah dihubungkan
dengan sesuatu yang berwujud atau suatu karya.
Dalam bahasa Latin,
keindahan diterjemahkan dari kata “bellum” Akar katanya adalah “benum” yang berarti kebaikan. Dalam bahasa Inggris diterjemahkan
dengan kata “beautiful”, Prancis “beao” sedangkan Italy dan Spanyol ”beloo”. Kata benda Yunani klasik untuk “keindahan ” adalah
κάλλος, kallos, dan kata sifat
untuk “indah” itu καλός, kalos.
Kata bahasa Yunani Koine untuk indah itu ὡραῖος, hōraios, kata sifat etimologis berasal dari kata ὥρα, hora, yang berarti “jam.” Dalam bahasa Yunani Koine,
keindahan demikian dikaitkan dengan “berada di jam (waktu) yang sepatutnya.”
C. Hakikat dari Keindahan
Herbet Read
merumuskan bahwa keindahan adalah kesatuan dan hubungan-hubungan bentuk yang
terdapat diantara pencerapan-pencerapan indrawi manusia. Filsuf abad
pertengahan Thomas Aquinos mengatakan bahwa keindahan adalah sesuatu yang menyenangkan bilamana
dilihat.
Menurut luasnya
pengertian keindahan dibedakan menjadi 3, yaitu :
1.
Keindahan dalam
arti luas.
Keindahan
dalam arti luas merupakan pengertian semula dari bangsa Yunani dulu yang di
dalamnya terdapat kebaikan. Seperti Plato misalnya menyebut tentang watak yang
indah dan hukum yang indah, sedangkan Aristoteles merumuskan keindahan sebagai sesuatu yang baik dan juga menyenangkan. Bangsa tersebut juga mengenal pengertian
keindahan dalam arti estetis yang disebut symmetria untuk keindahan berdasarkan
pengelihatan dan harmonia untuk keindahan berdasarkan pendengaran. Jadi
pengertian keindahan yang seluas-luasnya meliputi:
- keindahan
seni.
- keindahan
alam
- keindahan
moral
- keindahan
intelektual
2. Keindahan dalam arti estetik
murni, yaitu pengalaman estetik seseorang dalam hubungannya dengan segala sesuatu yang
diserapnya.
3. Keindahan dalam arti terbatas,
yaitu yang menyangkut benda-benda yang dapat diserap dengan penglihatan yakni
berupa keindahan bentuk dan warna.
Dari klasifikasi pengertian keindahan di atas, masih belum jelas apakah sesungguhnya
keindahan itu. Hal ini merupakan masalah filsafati yang mempunyai beragam
pendapat. Salah satu cara untuk mengelompokkan keindahan yaitu melalui
pencarian ciri-ciri umum pada semua benda yang dianggap indah dan kemudian
menyamakan ciri-ciri atau kualitas hakiki dengan pengertian keindahan.
Jadi keindahan adalah susunan kualitas atau
pokok tertentu yang terdapat pada suatu hal kulitas yang paling sering disebut adalah
kesatuan (unity) keselarasan (harmony) kesetangkupan (symmetry) keseimbangan (balance) dan pertentangan (contrast). Dari ciri-ciri tersebut dapat disimpulkan bahwa keindahan tersusun dari
berbagai keselarasan dan kebaikan dari garis, warna, bentuk, nada dan
kata-kata.
Nilai Estetik merupakan nilai yang berhubungan dengan segala sesuatu yang
tercakup dalam pengertian keindahan seperti nilai moral, nilai ekonomik, nilai
pendidikan dan sebagainya. Nilai estetik juga dapat disebut sebagai nilai suatu benda yang menyebabkan menarik minat
seseorang atau suatu golongan.
Ada 2 nilai yang penting dalam
Keindahan :
1. Nilai ekstrinsik yakni nilai yang
sifatnya sebagai alat atau membantu untuk sesuatu hal. Contohnya tarian yang
disebut halus dan kasar.
2. Nilai intrinsik yakni sifat baik
yang terkandung di dalam atau apa yang merupakan tujuan dari sifat baik
tersebut. Contohnya pesan yang akan disampaikan dalam suatu tarian.
Teori estetika keindahan menurut Jean
M. Filo dalam bukunya “Current Concepts of
Art” dikelompokkan dalam tiga
kelompok besar, yaitu :
1.
Kelompok yang
berpendapat bahwa keindahan itu bersifat subjektif adanya, yakni karena
manusianya menciptakan penilaian indah dan kurang indah dalam pikirannya
sendiri.
2. Kelompok yang berpendapat bahwa keindahan bersifat objektif adanya, yakni
karena keindahan itu merupakan nilai yang intrinsik ada pada suatu objek.
3.
Kelompok yang
berpendapat bahwa keindahan itu merupakan pertemuan antara yang subjektif dan
yang objektif, artinya kualitas keindahan itu baru ada apabila terjadi
pertemuan antara subjek manusia dan objek substansi.
D. Tujuan
Penciptaan Keindahan
Pengungkapan
keindahan dalam karya seni didasari oleh motivasi tertentu dan tujuan tertentu
pula. Berikut ini adalah alasan atau motivasi dan tujuan penciptaan keindahan:
1.
Tata nilai
yang telah usang
Tata nilai
yang tidak sesuai lagi dengan keadaan, sehingga dirasakan sebagai hambatan yang
merugikan dan mengorbankan nilai-nilai kemanusiaan.
2.
Kemerosotan
zaman
Keadaan yang
merendahkan derajat dan nilai kemanusiaan ditandai dengan kemerosotan moral.
Kemerosotan moral dapat diketahui dari tingkah laku dan perbuatan manusia yang
bejad terutama dari segi kebutuhan seksual.
3.
Penderitaan
manusia
Banyak faktor
yang membuat manusia itu menderita. Tetapi yang paling menentukan adalah faktor
manusia itu sendiri. Manusialah yang membuat orang menderita sebagai akibat
nafsu ingin berkuasa, serakah, tidak berhati-hati, dan sebagainya.
4.
Keagungan
Tuhan
Keagungan
Tuhan dapat dibuktikan melalui keindahan alam dan keteraturan alam semesta
serta kejadian-kejadian alam. Keindahan alam merupakan keindahan mutlak ciptaan
Tuhan. Manusia hanya dapat meniru saja keindahanNya. Seindah-indahnya tiruan
terhadap ciptaan Tuhan, tidak akan menyamai ciptaanNya.
E. Hubungan Manusia dengan Keindahan
Manusia dan keindahan memang tak bisa dipisahkan sehingga kita perlu
melestarikan bentuk dari keindahan yang telah dituangkan dalam berbagai bentuk
kesenian (seni rupa, seni suara maupun seni pertunjukan) yang nantinya dapat
menjadi bagian dari suatu kebudayaan yang dapat dibanggakan dan mudah-mudahan
terlepas dari unsur politik. Kawasan keindahan bagi manusia sangat luas, seluas
keanekaragaman manusia dan sesuai pula dengan perkembangan peradaban teknologi,
sosial, dan budaya. Karena itu keindahan dapat dikatakan, bahwa keindahan
merupakan bagian hidup manusia. Keindahan tak dapat dipisahkan dari kehidupan
manusia. Dimanapun kapan pun dan siapa saja dapat menikmati keindahan.
Keindahan dapat dinikmati menurut selera seni
dan selera biasa. Keindahan yang didasarkan oleh selera seni didukung oleh
factor kontemplasi dan ekstansi. Kontemplasi adalah dasar dalam diri manusia
untuk menciptakan sesuatu yang indah. Ekstansi adalah dasar dalam diri manusia
untuk menyatakan, merasakan, dan menikmati suatu keindahan. Apabila kedua dasar
ini dihubungkan dengan bentuk di luar diri manusia, maka akan terjadi penilaian
bahwa sesuatu itu indah. Sesuatu yang indah itu menarik perhatian orang yang
melihat dan mendengarnya. Bentuk di luar diri manusia itu berupa karya budaya
seperti karya seni lukis, seni suara, seni sastra, seni drama dan film, atau
berupa ciptaan Tuhan seperti pemandangan alam, bunga warna-warni dan
sebagainya.
Manusia yang menikmati keindahan berarti manusia mempunyai pengalaman
keindahan. Pengalaman keindahan biasanya bersifat terlihat (visual) atau
terdengar (auditory) walaupun tidak terbatas pada dua bidang tersebut.
Keindahan tersebut pada dasarnya adalah almiah. Alam itu ciptaan Tuhan.
Alamiah itu adalah wajar tidak berlebihan dan tidak kurang. Konsep
keindahan itu sendiri sangatlah abstrak ia identik dengan kebenaran. Batas
keindahan akan behenti pada pada sesuatu yang indah dan bukan pada keindahan
itu sendiri. Keindahan mempunyai daya tarik yang selalu bertambah,
sedangkan yang tidak ada unsur keindahanya tidak mempunyai daya tarik. Orang
yang mempunyai konsep keindahan adalah orang yang mampu berimajinasi, rajin dan
kreatif dalam menghubungkan benda satu dengan yang lainya. Dengan kata lain
imajinasi merupakan proses menghubungkan suatu benda dengan benda lain sebagai
objek imajinasi. Demikian pula kata indah diterapkan untuk persatuan
orang-orang yang beriman, para nabi, orang yang menghargai kebenaran dalam
agama, kata dan perbuatan serta orang –orang yang saleh merupakan persahabatan
yang paling indah.
F. Cara untuk
Mengetahui Keindahan
1. Renungan
Renungan berasal dari kata renung,
merenung artinya dengan diam-diam memikirkan sesuatu, atau memikirkan sesuatu
dengan dalam-dalam. Renungan adalah hasil merenung. Setiap orang pernah merenung. Sudah tentu kadar
renungannya satu sama lain berbeda, meskipun obyek yang direnungkan sama, lebih pula apabila
obyek renungannya berbeda. Jadi apa yang direnungkan itu bergantung kepada
obyek dan subyek.
Dalam merenung untuk menciptakan seni ada beberapa teori, yaitu:
a.
Teori
pengungkapan, seni adalah pengungkapan dari kesan-kesan berupa gambaran
angan-angan melalui gerak, garis, warna, suara dan sebagainya sehingga
orang-orang dapat merasakan perasaan yang sama.
b.
Teori
metafisik, seni yang dibuat oleh manusia hanyalah merupakan mimemis (tiruan)
dari realita duniawi.
c.
Teori psikologi,
seni yang dibuat oleh manusia sebagai bentuk pemenuhan keinginan-keinginan
bawah sadarnya.
2. Keserasian
Keserasian berasal dari kata serasi-serasi dari kata dasar rasi artinya
cocok, sesuai, atau kena benar. Kata cocok sesuai atau kena mengandung unsur
pengertian perpaduan, ukuran dan seimbang.
Keserasian identik dengan keindahan.
Sesuatu yang serasi tentu tampak indah dan yang tidak serasi tidak indah.
Karena itu sebagian ahli pikir berpendapat, bahwa keindahan ialah sejumlah
kualita pokok tertentu yang terdapat pada suatuhal.
a.
Teori
objektif dan teori subyektif
Teori objektif berpendapat bahwa keindahan
adalah kualitas yang memang telah melekat pada bentuk indah yang bersangkutan
terlepas dari orang yang mengamatinya. Teori subyektif menyatakan bahwa
ciri-ciri yang menciptakan keindahan suatu benda itu tidak ada, yang ada hanya
perasaan dalam diri seseorang yang mengamati suatu benda.
b.
Teori perimbangan
Teori perimbangan merupakan hubungan dari bagian-bagian angka yang
menciptakan keindahan.
3. Kehalusan
Kehalusan berasal dari kata halus
artinya tidak kasar (perbuatan) lembut, sopan, baik (budi bahasa), beradab.
Kehalusan berarti sifat-sifat yang halus.
Halus itu berarti suatu sikap manusia dalam pergaulan baik dalam masyarakat
kecil maupun dalam masyarakat luas. Sudah tentu sebagai lawannya ialah sikap
kasar atau sikap orang-orang yang sedang emosi, bersikap sombong, bersikap kaku
sikap orang yang sedang bermusuhan. Oleh karena itu kehalusan dapat menunjukan
nilai keindahan seseorang dan sikap kasar bisa mengurangi nilai keindahan dari
seseorang.
4. Kontemplasi
Suatu proses bermeditasi, merenungkan atau berpikir penuh dan mendalam
untuk mencari nilai-nilai makna, manfaat, dan tujuan, atau niat hasil
penciptaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar